Wilayah Kabupaten Jember memiliki beberapa sungai besar yang bermanfaat untuk kegiatan-kegiatan di bidang pertanian. Sungai terbesar dan terpanjang di Jember adalah Sungai Bedadung yang bersumber dari Pegunungan Iyang.
Bagian tengah sungai Bedadung yang berada pada DAS Bedadung Hilir dan melintasi ibu kota Kabupaten Jember memiliki ciri khas yaitu dasar sungai berbatuan cadas.
Panjang sungai Bedadung 46.875 meter dan mampu mengairi lahan sawah seluas 93.000 hektar serta bermuara di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.
Sungai lainnya adalah sungai Mayang yang bersumber dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo yang bersumber dari Pegunungan Semeru di bagian barat.
Sungai Bedadung merupakan sungai yang menjadi ikon di Kabupaten Jember, sungai ini berpengaruh memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat yang berdiam disekitar alirannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mengkategorisasikan DAS Bedadung ke dalam dua area yaitu; DAS Bedadung dengan panjang sungai 92.752 m dengan melewati kali Sumber Pakem, kali Bunut, kali Kramat Agung, kali Mojo, dan kali Antirogo; serta DAS bedadung hilir dengan panjang sungai 69.680 m dengan melewati kali Penggung, kali Besini, kali Glundengan, dan kali Bedadung.
Mitos masyarakat Jember yang berkembang tentang sungai Bedadung yang terkenal adalah “Barang siapa yang mandi atau sekedar mencuci mukanya di Sungai Bedadung dia akan tinggal di Jember.” Dan masih banyak mitos-mitos lainnya.
Penduduk sekitar muara yang mayoritas sebagai nelayan memanfaatkan aliran Sungai Bedadung sebagai akses jalan untuk memcari ikan di laut selatan yang terkenal dengan nama Pelawangan.
Disini juga terdapat kampung nelayan yang berpusat di dua desa, yakni Desa Puger Kulon dan Desa Puger Wetan. Dari kedua desa ini kita bisa melihat deretan perahu nelayan yang sedang parkir di tepian Sungai Bedadung.
Di salah satu jembatan di DAS Bedadung tepatnya di Jalan Mastrip Jember, Kafe Kolong berada.
Sekilas Sungai Bedadung Jember